Kamis, 24 Februari 2011

Aplikasi Matematika Dalam Ilmu Psikologi


            Vektor adalah suatu besaran yang mempunyai nilai dan arah. Adapun secara aljabar, vektor merupakan bagian dari suatu bidang atau ruang bergaris lurus yang mempunyai arah. Dalam menjalankan kehidupannya, manusia juga memiliki arah dan tujuan hidup serta tidak lepas dari nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan yang meliputi nilai etika, sosial, ekonomi, budaya, agama, dll. Nilai-nilai tersebut hendaknya berjalan beriringan dan berlangsung secara seimbang tanpa mengutamakan salah satu dari nilai-nilai tersebut. Hal itu juga merupakan sarana pembangun perilaku seseorang untuk tetap mengontrol segala tindakannya untuk lebih memperhatikan dampak yang mungkin akan terjadi dari perilaku yang dilakukannya itu. Salah satu yang berkaitan dengan perilaku adalah nilai etika. Dimana etika atau perilaku setiap individu itu berbeda-beda dan beragam. Perilaku hendaknya dibangun dengan baik sejak dini, agar kelak seseorang telah terlatih untuk berperilaku dengan baik sampai dirinya dewasa nanti.
            Dengan kata lain orang tualah yang sangat berperan penting dalam pertumbuhan anaknya termasuk mendidik sang anak untuk menjadi pribadi yang sesuai dengan apa yang diharapkannya. Nilai yang diajarkan tentunya memiliki arah dan tujuan yang jelas. Dimana saat kita mengarahkan sesuatu kepada seseorang itu tidak mudah, karena setiap orang memiliki sifat, sikap, serta karakter yang berbeda-beda, sehingga ia belum tentu mengerti dan menerima serta mengikuti apa yang kita arahkan. Tanpa arah yang jelas, kita tidak tahu hasil yang akan kita peroleh dari apa yang kita kerjakan. Dan apabila berlawanan arah, maka kemungkinan arah yang sebelumnya ingin kita capai tidak berjalan dengan baik sehingga arah dan tujuan tersebut tidak kita dapatkan dalam perjalanan hidup kita. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap psikologis seseorang, contohnya: apabila seseorang menginginkan atau mengharapkan sesuatu, tetapi pada akhirnya apa yang ia harapkan tidak sesuai, maka akan timbul dalam dirinya rasa kecewa bahkan terkadang menganggap dirinya gagal.
            Kekecewaan tersebut membuatnya mudah menyerah dan ada kecenderungan untuk takut mencoba kembali dengan membuat suatu harapan yang lain lagi, karena merasa bahwa jika harapan awal saja tidak menghasilkan apapun, apalagi untuk memulai suatu harapan yang baru. Karena hal tersebut, seseorang mengangggap bahwa apa yang ia harapkan adalah harapan kosong tanpa membuahkan hasil. Akan tetapi penilaian tentang hal tersebut berbeda-beda pada setiap individu, tergantung kepribadiannya. Ada individu yang mudah menyerah jika mendapat kegagalan dan cenderung berhenti berharap akan sesuatu, tapi ada juga individu yang selalu mencoba lagi meskipun ia telah mendapat suatu kegagalan tak membuatnya mudah menyerah sehingga timbul motivasi dalam dirinya untuk terus mencoba. Individu yang selalu mencoba lagi akan harapan yang telah sirna dan tidak mudah menyerahlah yang cerdas dalam menetukan arah dan tujuan hidupnya.
            Akan tetapi arah tersebut tidaklah selalu berjalan lurus bagaikan sebuah garis lurus melintang secara vertikal maupun horizontal, melainkan kadangkala arah itu mengalami perubahan yang berarti hadirnya aral melintang yang membuat seseorang selalu berpikir bagaimana cara untuk tetap menstabilkan garis atau arah tujuan tersebut tanpa perubahan-perubahan pola pikir yang cenderung disebabkan karena pengaruh luar terlebih lagi pengaruh dari dalam seperti rasa tidak percaya diri akan sesuatu yang ingin dilakukannya. Kehidupan bagaikan sebuah bidang yang memiliki sisi serta sudut didalamnya. Dari bidang tersebut seseorang dituntut untuk cerdas dalam mengambil sisi yang baik dan menghilangkan sisi yang buruk dari bidang tersebut yang dapat merusak struktur perencanaan perjalanan hidup seseorang. Vector juga dinyatakan dalam bentuk komponen, dimana penjumlahan vector dilakukan dengan cara menjumlahkan komponen-komponen dari vector. Dari teori tersebut dapat kita kaitkan dengan struktur organ manusia yang terdiri atas komponen-komponen pembangun tubuh misalnya seperti otak. Pusat emosi manusia terdapat pada bagian otak yang dinamakan Hipotalamus. Dimana apabila salah satu dari bagian organ tubuh tersebut tidak bekerja dengan maksimal atau dalam artian tidak tersambung satu sama lain, maka komponen pembangun tubuh akan mengalami perubahan baik secara lahir maupun batin. Misalnya saja seseorang yang mengalami gangguan kejiwaan, ia tidak dapat berpikir secara rasional (masuk akal) disebabkan karena tidak berfungsinya sistem syaraf sebagai pusat pengendali otak. Hal tersebut merupakan gangguan perilaku dan mental seseorang sehingga apapun yang ia lakukan tidak dapat terkontrol dengan baik karena komponen-komponen yang telah tersusun sudah terpecah belah tanpa terdapat suatu bentuk yang sempurna yang berbeda dari komponen-komponen yang dimiliki individu normal pada umumnya. Dengan demikian nilai dan arah yang terdapat pada pengertian vector dalam matematika, berkaitan dengan psikologi seseorang tergantung bagaimana ia menerapkan nilai dan arah kehidupan agar mencapai suatu komponen yang saling berhubungan satu sama lain.