Pertemuan dua tahun yang lalu, kini hanya tinggal sebuah kenangan indah yang selalu terukir dalam hidupku. Kita bertemu, menyapa, tersenyum dan berbicara banyak hal. Hari-hariku begitu indah, penuh warna, dan aku menikmati semua itu. Bagiku...itulah anugerah, anugerah yang Allah SWT berikan untukku melalui pertemuanku denganmu. Apakah itu cinta?...ya, sepertinya itu sebuah istilah yaitu "cinta" yang banyak terjadi dalam hidup seseorang. Dulu ruang hati yang berongga, kosong, bahkan ada sebuah celah besar yang terbuka lebar disana, kini...ada dirimu yang menutupi ruang hati yang sekian lama terbuka itu. Semakin hari semakin ku merasakannya, mencoba untuk berpikir kebelakang untuk memastikannya. Tapi...semua ini rasanya terlalu cepat, sampai aku tak bisa menghindarinya. Hingga sampai pada akhirnya, kau mengatakan suatu hal yang membuatku terkejut dan tak bisa berkata. Aku terdiam seketika, aku lihat matanya, disanalah terlihat gambaran rasa yang memang dirasakannya untukku.
Bergetar hati ini melihat dan menyaksikan apa yang ditulis dan apa yang dikatakan olehnya untukku. Entah mengapa ini terjadi? Mengapa harus saat ini? Mengapa?...bagiku, inilah jalan takdir yang Allah SWT tunjukkan untukku. Hari memang selalu berganti, begitu pun dengan waktu yang terus berputar dalam hidup ini. Setelah dua tahun yang lalu itu selalu melekat dalam hari dan waktu yang telah ku jalani kemarin, kini semuanya berubah seperti birunya awan yang tertutupi kabut tebal di atas langit sana. Pelangi itu memang benar adanya dalam sebuah kehidupan manusia. Hari, waktu, tahun beriringan merubah sebuah keadaan yang tak pernah kau harapkan atau bahkan kau harapkan terjadi dalam hidupmu. Ada beberapa orang yang bilang bahwa "yang menang adalah yang mampu bertahan", apakah itu aku? atau dirimu?...entahlah. Semuanya butuh proses, semuanya butuh waktu, dan semuanya butuh beradaptasi untuk berpindah tempat. Cinta itu "lentera" yang kini semakin lama semakin meredup.
Tapi aku tak ingin lentera itu mati. Hiduplah terus lenteraku, pancarkan sinar indahmu dalam hidupku, walau aku tak pernah tahu sampai kapan aku bisa mempertahankan sinar terangmu itu. Setiap kali aku mengingat kata "lentera" itu, saat itu pula aku selalu mengingatmu. Kau tahu?...saat ini aku sendiri, sepi, teman cerita, teman berbagi, teman berkeluh kesahku atas semua yang aku alami, kini kau pergi. Membuat diriku sibuk, saat ini menjadi satu-satunya alasanku menghindari rasa sedih, kehilangan, kesepian, dan kesakitan yang seketika bisa aku rasakan. Tapi, sibuk itu tidak lepas membuatku lupa akan semuanya, justru semakin aku ingin melupakan semua itu, semakin jelas tergambar dalam memori hatiku. Semenjak kepergianmu itu, kini semuanya terasa berubah sekali, aku seperti tak mengenali diriku sendiri. Dulu...kapan pun aku ingin cerita, kapan pun aku membutuhkanmu, kau selalu ada untukku. Kini...saat aku penat, saat aku ingin membagi segala rasa yang aku rasakan dalam menjalani hidupku ini...kau tidak ada.
Dulu...aku pernah mengira bahwa aku sedang bermimpi bertemu denganmu bahkan bisa bersamamu. Kini...aku pun mengira mungkin aku sedang bermimpi, berharap bahwa ini yang terjadi adalah mimpi. Tapi, ternyata ini nyata dan harus kuhadapi. Terkadang saat aku sendiri, terdiam di kamar mungilku itu, aku membayangkan dan tanpa sengaja aku memutarkan kembali memoriku bersamamu dulu. Seketika terdiam, tersenyum, bahkan menangis sendiri tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya. Ya...mungkin setelah aku memuliskannya disini, nantinya orang lain akan mengetahuinya sendiri. Rasanya terkadang ingin menjerit, berteriak mengungkapkan semuanya. Tapi apa daya, hanya butiran-butiran air mata yang bisa mewakili semuanya. Kau tahu?...aku sangat merindukan kehadiranmu yang dulu, aku ingin bertemu denganmu lagi, aku ingin kau datang menjemputku, aku ingin semua memori itu terputar kembali. Tahukah kau? Aku disini sendiri, semua ini terasa sepi tak berpenghuni, dan diriku pun terlampau berbeda dengan yang dulu.
Awalnya aku bingung, bagaimana aku menceritakan semua yang aku rasakan ini. Hingga aku berpikir, disinilah aku ingin memulai cerita itu, bukan hanya bercerita tapi belajar mengukir kisah demi kisah hidup yang pernah aku jalani. Bertemu denganmu...Bersamamu dua tahun yang lalu itu...membuatku mengerti cinta. Tibalah segera lentera pelangiku...hapus awan gelap dari langit biru itu...temani hati ini yang selalu merindukan terangnya cahayamu, dengan itu aku merindukanmu...