Sabtu, 31 Maret 2012

Fobia Sosial (Gangguan Kecemasan)

Takut, jantung berdebar kencang jadi hilang konsentrasi...sering kan ya kita rasakan ketika misalnya ingin tampil di depan orang banyak. Percaya diri yang tadinya timbul semakin lama menurun seiring dengan rasa takut dan gugup yang kita rasakan itu. Nah, sebenarnya apa sih yang menyebabkan itu semua?...ok, bisa dilihat di bawah ini!.

Tahukah Anda apa itu fobia?...fobia adalah ketakutan terhadap situasi atau obyek yang jelas (dari luar individu itu sendiri) yang sebenarnya pada saat kejadian tidak membahayakan. Rasa takut itu sendiri biasanya dikarenakan kecemasan yang berlebihan. Ternyata fobia itu dibagi lagi ke dalam dua kategori, yakni: fobia spesifik dan fobia sosial. Nah, yang akan saya bahas disini adalah mengenai fobia sosial.

Fobia sosial adalah ketakutan menetap dan tidak rasional yang umumnya berkaitan dengan keberadaan orang lain. Orang yang memiliki fobia sosial (social phobia) akan merasa sangat cemas, tidak hanya dalam suatu situasi, namun juga dalam semua situasi ketika orang yang memiliki fobia tersebut merasa diamati oleh orang lain. Contohnya ya...misalnya berbicara di depan sekelompok orang, tampil dalam sebuah pertunjukkan, atau mengikuti perlombaan lainnya. Sebelum kita tampil tentunya akan merasa cemas, berkeringat, dan wajah memerah. Dan adanya ketakutan jika nantinya yang kita tampilkan itu tidak sesuai dengan harapan orang atau tidak maksimal. Apa yang dirasakan seperti hal diatas, justru akan membuat kita ragu-ragu dan takut untuk melangkah. 



Fobia tidak hanya terjadi begitu saja, melainkan ada beberapa hal yang dapat mempengaruhinya. Sehingga ketakutan itu muncul dalam diri yang membuat seseorang mengalami hambatan dalam melakukan kegiatan. Dan apa saja sih hal yang mempengaruhinya? Pertama, ketakutan yang berlebihan, tidak beralasan, dan menetap yang dipicu oleh objek atau situasi. Kedua, keterpaparan dengan pemicu menyebabkan kecemasan intens. Ketiga, orang tersebut menyadari ketakutannya tidak realistis. Dan keempat, objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan kecemasan intens.

Bukan hanya kepribadian seseorang aja loh...yang punya karakter. Tapi, fobia juga memiliki karakteristik utama yakni perasaan tidak masuk akal dan ketakutan yang mencekam saat berada dalam situasi publik. Orang yang mengidap fobia ini akan merasa bahwa salah satu perilakunya akan diejek dan dikritik oleh orang lain di sekitarnya. Seberanya alasan apa sih yang membuat orang pengidap fobia sosial itu takut berhadapan dengan orang banyak?...ternyata mereka takut jika akan melakukan tindakan atau mengatakan sesuatu yang memalukan. Pikiran penderita tersebut mendadak menjadi kosong, sehingga tidak mampu melanjutkan perkataannya saat misalnya berpidato. Selain itu juga penderita akan memperlihatkan tanda-tanda kecemasan seperti ketidakstabilan tubuh atau tubuh bergetar. Ketakutan yang terjadi itu akan hilang saat orang yang mengalami fobia tersebut berada pada situasi sendiri atau tidak merasa diamati oleh orang lain. Hal ini disebabkan karena kecemasan tersebut bersumber dari keberadaannya di tempat umum atau tempat-tempat yang banyak orangnya.


Gangguan kecemasan ini mampu diatasi dengan melakukan beberapa pengobatan diantaranya melibatkan SSRI, seperti sertraline (Zoloft) dan paroxetine (Paxil) yang dianggap sebagai pengobatan psikofarmakologi yang efektif. Begitu pula dengan benzodiazepina, terutama jika dikombinasikan dengan terapi kognitif-perilaku. Merawat orang dengan fobia sosial melibatkan memberikan pertolongan kepada mereka untuk belajar memberikan respons yang tepat terhadap situasi yang mereka takuti. Orang dengan fobia sosial perlu untuk mengembangkan cara baru dalam berpikir mengenai interaksi mereka dengan orang lain. Mengombinasikan teknik seperti restrukturasi kognitif dengan pendekatan in vivo dapat memberikan hasil yang mengesankan. Pendekatan treatmen lainnya melibatkan pelatihan keterampilan sosial dengan mempelajari metode baru dalam mengatasi stres interpersonal, sehingga mereka dapat merasa lebih percaya diri dan nyaman dengan interaksi yang mereka lakukan.



Itulah pembahasan menganai fobia sosial. Dan bagi Anda yang memiliki gangguan kecemasan seperti yang telah dijelaskan di atas, janganlah ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog agar masalah yang Anda hadapi tersebut bisa teratasi dengan baik.

Daftar Pustaka:

Halgin, Richard P.,Whitbourne, Susan K.2010.Psikologi Abnormal (Perspektif Klinis Pada Gangguan Psikologis).Jakarta:Salemba Humanika.

Senin, 26 Maret 2012

Refleks Dini Manusia

Kecil sungguh menggemaskan, itulah seorang bayi yang terlahir ke dunia. Kehadirannya selalu dinantikan oleh semua pasangan yang telah menikah. Melihat bayi, kata pertama yang muncul dari semua orang adalah...ih, lucunya ya ^_^.  Ada keinginan untuk menggendong, mencium, atau yang lebih sering orang lakukan itu memegang bagian tubuhnya seperti pipi, tangan atau kakinya. Selain itu ternyata seorang bayi juga memiliki berbagai tingkah laku yang tidak kalah menggemaskannya loh...tapi mungkin yang lebih sering kita dengar pastinya menangis ya,,,tapi yang akan dibahas disini lebih dari itu. Ok...langsung aja ya, bisa dibaca dibawah ini!!!

Semua orang pasti pernah mengalami yang namanya refleks. Perilaku refleks adalah respons otomatis dan merupakan bawaan terhadap rangsang. Dan biasanya perilaku refleks itu dikendalikan oleh pusat otak yang lebih rendah yang mengelola proses tidak dapat ditahan lainnya, seperti bernafas dan detak jantung. Perilaku refleks berperan penting dalam merangsang perkembangan dini dari sistem saraf pusat dan otak. Perilaku refleks ternyata tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja loh...melainkan bayi yang baru lahir sudah dapat melakukan gerak refleks. Dan tanpa kita ketahui bayi itu diperkirakan memiliki 27 macam refleks utama, banyak diantaranya terjadi ketika baru saja lahir atau sesudahnya.

Pasti terlihat semakin lucu ya...bayi melakukan gerak refleks. Tanpa melakukan hal itu saja sudah menggemaskan, apalagi ditambah dengan beberapa gerak refleks yang bisa dilakukannya. Sebelum saya menjelaskan lebih rincinya lagi, kita lihat dulu yuk...apa aja sih gerak-gerak refleks yang bayi lakukan?. Check this out,,,
1.    

1. Refleks Rooting


Muncul saat lahir dan menghilang ketika usia 9 bulan. Terjadi ketika jari menyentuh dan mengelus pipi atau mulut, bayi memalingkan wajahnya ke arah stimulus tersebut. Membuka mulutnya dan mencoba untuk mencari dan menghisap jari tangan.
2. 


2. Refleks Darwinian


Mendekatkan tangan atau jari ke tangan bayi, lalu dengan refleks bayi akan menggenggamnya erat dan dapat diangkat menjadi posisi berdiri jika kedua tangan menggenggam tongkat. Hal ini muncul pada bulan ke-7 kehamilan dan menghilang saat bayi berusia 4 bulan.
    



3. Refleks Tonic Neck


Melentangkan bayi terlihat nantinya gerakan kepala dan tangan berlawanan arah. Jika kepala menoleh ke arah kanan, maka bagian tubuhnya yang lain seolah bergerak ke arah kiri. Tangan biasanya dalam keadaan menggenggam. Muncul sejak bulan ke-7 kehamilan dan menghilang saat usia 5 bulan. 

4. Refleks Moro


Menjulurkan tungkai kaki dan lengan serta jari, punggung melengkung ke belakang, dan kepala ditarik ke belakang. Terjadi sejak bulan ke-7 kehamilan dan menghilang saat usia 3 bulan.
5.   
5. Refleks Babinski




Meletakkan atau menyentuhkan jari ke bagian telapak bawah kaki bayi, jari akan terbuka mengembang seperti kipas dan kaki melengkung. Muncul sejak lahir dan menghilang usia 4 bulan.



6. Refleks Berjalan


Membuat gerakan seperti berjalan yang terlihat seperti berjalan yang terkoordinasi dengan baik. Keterangan lainnya yakni dengan memegang ketiak atau bawah lengan, angkat tubuhnya seolah seperti berdiri dan sentuhkan ke lantai. Maka refleksnya bayi akan  mengangkat kakinya lalu melakukan gerakan seperti melangkah. Muncul ketika usia 1 bulan dan menghilang pada usia 4 bulan.



7. Refleks Blinking


Menghembuskan udara seperti layaknya meniup dibagian wajah, kemudian mata bayi akan mengedip. Muncul sejak lahir dan akan terus terjadi seumur hidup.

8. Refleks Berenang

Muncul usia 1 bulan dan menghilang saat usia 4 bulan. Bayi dimasukkan ke dalam air dengan wajah menghadap ke bawah. Yang terjadi kemudian adalah bayi membuat gerakan berenang yang terkoordinasi dengan baik.

Sudah kita lihat diatas, ternyata banyak juga ya...gerak refleks yang bisa bayi lakukan. Terlebih lagi sejak Ia baru lahir sampai beberapa usia yang ditentukan. Pertumbuhan bayi itu memang berkembang dengan pesatnya. Dan hal-hal yang terurai di atas juga merupakan salah satu dari sekian banyaknya perkembangan yang terjadi pada usia bayi. Anda semua tahu kan...kalau setiap apa pun yang dilakukan bayi itu membuat kita menyukainya. Selain bayi itu terlahir lucu, mereka juga punya segudang cara  untuk menarik perhatian orang banyak terlebih orang tua dan keluarganya sendiri.

Jadi,...hadirnya bayi atau anak itu bisa menjadikan hidup kita lebih berwarna. Dan menurut para orangtua, adanya bayi atau anak dirumah itu fisik yang tadinya lelah setelah seharian bekerja, akan hilang dengan sendirinya ketika melihat  tingkah laku bayi atau anak saat tiba dirumah. Sungguh, anugerah yang luar biasa...oh iya satu lagi, yang paling disukai. Coba deh Anda berkunjung ke salah satu rumah yang di dalamnya ada bayi, pasti harum ya. Hmm...wanginya menyegarkan, ditambah bayi yang lucu. Wah, senangnya ya hidup ini. Hehe ^_^

Ok, sampai disini dulu ya teman-teman sekalian...semoga mempermudah pemahaman dan bermanfaat buat semuanya. ^_^

Daftar Pustaka:
Papalia,Olds, Feldman.2009.Human Development.Jakarta:Salemba Humanika.

Minggu, 25 Maret 2012

Resensi Novel "Ayah, Mengapa Aku Berbeda?"

Hallo semuanya...ini ada yang baru loh. Berawal dari kesempatan adanya waktu buat baca, kalau boleh sedikit cerita ya...disini saya ingin mengulas kembali sebuah novel best seller yang fenomenal. Bahkan beberapa waktu yang lalu berkat minat pembacanya, novel ini difilmkan loh... Kisahnya bisa terbilang sedih plus mengharukan, tapi dibalik itu semua terselip arti sebuah ketegaran hidup yang amat luar biasa. So...untuk menghemat waktu, langsung aja ya. ^_^

Kisah ini berawal dari pasangan suami-istri yang kemudian dikaruniai seorang gadis cantik bernama Angel. Gadis ini luar biasa, membawa ketegaran khususnya ayah-ibunya sendiri. Akan tetapi ia terlahir dengan sebuah keterbatasan hingga membuatnya menjadi sosok yang dikagumi semua orang. Lahir prematur dan divonis menderita tunarungu. Meskipun ia terbilang berbeda dengan anak seusianya, namun dalam dirinya begitu banyak tersimpan anugerah yang mungkin tidak orang lain dapatkan. (Coba Anda bayangkan...seorang tunarungu mampu bermain piano dengan indahnya), sungguh hadiah luar biasa dari Tuhan yang dikaruniakan kepadanya. Sejak Angel dilahirkan hingga usianya sekarang, tidak pernah tahu wujud ibu yang telah melahirkannya, hanya foto senyum indah Ibunya yang tergambar disalah satu sudut kamarnya. Ibunya meninggal ketika melahirkan Angel. Ia tinggal bersama Ayah dan Neneknya yang selalu menjaganya bagaikan permata ditengah-tengah keringnya karang.

Kini, Angel beranjak memasuki usia sekolah. Martin Ayahnya, mengajaknya untuk melihat sebuah sekolah. Namun ini berbeda, ya...sekolah luar biasa. Sekolah dimana Angel akan menjadi bagian didalamnya. Dengan hati yang tak kuasa menghadapinya, Ayah membawa Angel masuk. Meskipun sejak pertama melihat seluruh bagian depan sekolah Angel merasakan hal yang tidak biasa, namun Ayahnya tak pernah bosan memberikannya pengertian. Setelah melalui berbagai proses, akhirnya Angel resmi dan mengarungi pendidikannya di sekolah itu. Beberapa tahap berhasil diembannya, Guru disekolahnya pun  heran dibuatnya. Kemampuannya jauh lebih berkembang dibandingkan anak-anak lainnya, hingga setara dengan kemampuan anak-anak normal diluar sana. Bahkan meraih predikat nilai terbaik dikelasnya. Semuanya...senang mendengernya, Gurunya menyarankan Ayah Angel untuk mencoba berpikir memindahkan Angel ke sekolah biasa pada umumnya.

Tentunya dengan saran tersebut membuat Martin, Ayahnya berpikir ulang untuk benar-benar mendengarkan saran guru tersebut. Tapi berpindahnya Angel bisa terbilang membuat Ayah dan Neneknya khawatir, ada ketakutan jika Angel tidak bisa beradaptasi bahkan tidak diterima dilingkungan sekolah barunya. Seiiring berjalannya waktu sejauh Ia berada ditempat itu, gadis luar biasa ini bisa membuktikan kepada Ayah dan Neneknya kalau Ia mampu menghadapi segala kemungkinan yang bagi orang lain tidak mungkin Ia lakukan. (Anda semua tentunya bertanya-tanya, gimana caranya Angel berkomunikasi kan?...) ya, Angel memiliki seorang Nenek sekaligus Ibu ke-2 yang cerdas. Sebelumnya, Neneknya telah menyiapkan note kecil yang disisipkan dengan pena diatasnya dan ada tali yang menggantung, sehingga kemana pun Angel pergi, Ia bisa membawanya. Dengan begitu, Angel bisa menuliskan segala yang Ia perlukan disana, dan komunikasi dengan temannya pun menjadi lebih mudah kan...^_^.   

Pelajaran yang berharga juga bisa kita temukan dalam novel ini. Tidak sedikit yang merasa aneh ketika Angel menghabiskan separuh waktunya di sekolah itu. Hanya ada Hendra, sahabat yang selalu setia menemani hari-hari penuh cerita seorang Angel. (gimana kalau kalian yang ada di posisi Angel? Sedih bukan?...hanya ada satu teman, dari ribuan teman yang mau menemani). Antara harus senang atau sedih yang selalu Angel rasakan ketika menginjakkan kaki di sekolahnya itu. Anges, dia lah perubah senyum manis Angel menjadi butiran air mata. Hanya karena keterbatasan, Agnes dengan sinisnya selalu saja membuat Angel tersiksa. Dihina, dicaci, dilukai baik secara fisik maupun psikisnya. (mungkin kalau kita tentunya tidak akan tahan, kemudian cepat-cepat berpikir untuk pergi dari sekolah itu). Tapi, Angel tidak loh...Ia tetap bertahan, kuat, tegar, dan berani menghadapinya. Sampai-sampai membuat lawannya itu terheran-heran bahkan bisa mengalahkan kemampuan Agnes baik dalam pelajaran maupun musik. Piano...ya, itulah alat musik dengan dentingan yang indah saat tutsnya dimainkan oleh seorang Angel. Berkat kemampuannya itu, Ia bisa bergabung dalam klub musik yang dipimpin oleh Bu Katrina.

Usai jam pelajaran selesai, Angel dan teman-temannya selalu menyisihkan waktu untuk berlatih piano diruang musik tentunya dengan arahan Bu Katrina. Kendalanya bukan karena Ia tidak bisa mendengar, tapi hadirnya Agnes dan teman-temannya. Setiap latihan selalu saja ada tingkah laku Agnes yang membuat kesabaran Angel teruji. Alasan berlatih adalah karena diumumkannya konser untuk tim musik sekolah ini oleh Ibu Katrina. Singkat cerita, tiba-tiba tanpa diketahui oleh Angel, Ayahnya jatuh pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit oleh pembatunya dirumah. Jantung, itulah sakit yang diderita oleh Ayah Angel, dan itu sudah pasti membuatnya sedih.  Meskipun Agnes telah melarangnya ikut serta dalam konser itu, namun Angel tidak memperdulikannya. Ia telah berjanji kepada Ayahnya, kalau Ia akan menampilkan yang terbaik untuk Ayahnya.

Hari konser pun tiba, Agnes dan teman-temannya ternyata telah mempersiapkan hal buruk untuk Angel. Dibelakang panggung tepatnya didalam sebuah kotak, ada rambut palsu dan baju compang camping bahkan robek dibeberapa bagiannya. Mereka menyuruh Angel untuk memakainya di atas panggung. Tanpa ada pilihan lain Ia tetap harus memakainya, karena kalau tidak Ia tidak diizinkan untuk tampil oleh mereka. Angel memang anak yang berhati mulia, demi janjinya dan untuk membuat Ayahnya bangga, Ia melakukan semua yang Agnes perintahkan dengan air mata yang jatuh dipipinya. Mereka berpikir Angel akan ditertawakan oleh semua orang yang menyaksikan konser itu, tapi ternyata salah. Memang sih awalnya ketika Angel berdiri dihadapan orang banyak, mereka semua terlihat heran. Tapi  setelah tuts piano Ia mainkan, semua nampak hening. Hingga berakhir pada tepuk tangan meriah dari seluruh penonton yang menyaksikannya.

Ayah Angel menyaksikan putrinya dengan bangga menangis bahagia anaknya benar-benar menepati janji untuk tampil luar biasa dihadapan semua orang yang mungkin memandangnya sebelah mata. Angel langsung berlari menuruni panggung dan menuju tempat Ayahnya. Tak tersadar air matanya pun mengalir saat memeluk erat Ayahnya. Semua yang telah Ayahnya ajarkan kepadanya, kini Angel mengerti “Mengapa Ia berbeda dengan yang lainnya”.Angel percaya mereka yang terlahir dengan kekurangan sepertinya di dunia ini adalah mereka yang bahagia karena keterbatasannya.


Dan demikianlah sedikit ulasan kembali dari sebuah novel best seller “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” oleh Agnes Davonar yang juga penulis best seller novel “Surat kecil Untuk Tuhan” Semoga bisa menjadi inspirasi untuk kita semua, untuk selalu bersyukur atas semua yang diberikan Tuhan. Serta senantiasa memandang sebuah keterbatasan menjadi karunia lebih dari-Nya.

Daftar Pustaka:
Davonar, Agnes.2011.Ayah Mengapa Aku Berbeda?.Jakarta:Inandra/Intibook Publishing.

Minggu, 18 Maret 2012

Konsep Kesehatan Mental

Semua orang tentunya ingin selalu dalam keadaan sehat. Banyak juga yang mengatakan jika sehat itu mahal. Sehat itu sebenarnya mudah kita dapatkan, jika terus menjaga keadaan diri baik fisik maupun psikis. Nikmat sehat akan lebih kita rasakan terlebih ketika mengalami sakit. Yang hanya menimbulkan keresahan, misalnya susah tidur, nafsu makan berkurang, indera perasa menjadi terganggu, aktivitas yang seharusnya dilakukan karena sedang tidak sehat akhirnya terbengkalai. Itulah sepintas mengenai sehat yang biasanya terjadi atau dikemukakan oleh masyarakat pada umunya. Bicara soal sebuah materi pembahasan, kebanyakan biasanya di awali dengan sejarah yang melatarbelakanginya. Mari kita simak beberapa materi dibawah ini.

Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

Disini, kesehatan mental awal mulanya adalah sebuah ide Marie Jahoda tahun 1958. Menurutnya kesehatan mental adalah orang yang sehat mentalnya mempunyai penyesuaian dan kelenturan dalam menghadapi hidup. Dalam bahasa Inggris isitilah “health” adalah sehat atau kesehatan. Sehat merupakan kondisi atau keadaan dari subjek sedangkan kesehatan menjelaskan tentang sifat dari subjek. Sejarah kesehatan mental semakin lama mengalami perubahan setelah perang dunia II. Perhatian masyarakat mengenai kesehatan jiwa semakin bertambah. Kesehatan mental bukan suatu hal yang baru bagi peradaban manusia. Gangguan mental itu sudah terjadi sejak awal peradaban manusia dan sekaligus telah ada upaya-upaya mengatasinya sejalan dengan peradaban.

Zaman dahulu banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah mengenai penyakit mental, ada yang percaya bahwa penyakit mental disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa akibat guna-guna karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan penderita dan keluarganya karena penderita penyakit jiwa tidak mendapat pengobatan secara cepat dan tepat sehingga para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara dibawah tanah atau dihukum atau diikat dengan rantai besi. Namun seiring zaman yang semakin maju dan perkembangan ilmu pengetahuan Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Lalu mereka dikenal dengan masa-masa pra ilmiah karena usaha dan praktik yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan. 

Konsep Sehat

Konsep sehat dan kesehatan merupakan dua hal yang hampir sama tapi berbeda. Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Organisasi kesehatan dunia (WHO) pun mengembangkan definisi tentang sehat. Pada sebuah publikasi WHO tahun 1957, konsep sehat didefinisikan sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki. Kondisi sehat emisonal, psikologis, dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, kondisi diri yang positif, serta kestabilan emosional. (Johnson, 1997). Jika kebanyakan sesuatu yang ingin kita kerjakan itu memerlukan konsep sebelum memulainya, hal tersebut juga berlaku demikian untuk hidup sehat yang diharapkan oleh semua individu. Dengan konsep segalanya akan lebih terarah dan kita pun bisa mengetahui apa saja yang harus dilakukan kedepannya untuk sebuah tujuan yang baik bagi kehidupan.

Orang yang sehat mentalnya bukan berarti tidak mengalami penyakit maupun gangguan mental, melainkan orang yang mampu kembali ke kehidupan sebelum ia mengalami tekanan yang berat dalam hidupnya. Artinya orang yang sehat adalah orang yang mampu menghadapi segala kemungkinan yang bisa saja terjadi pada dirinya, dan mampu bangkit dari keterpurukan. Pandangan beberapa tokoh juga mengatakan bahwa konsep kepribadian yang sehat sangat penting. Isinya sulit, menantang dan kompleks, penuh dengan hal-hal yang tidak diketahui dan kebenaran-kebenaran setengah-setengah dan sudah pasti merupakan suatu mode dan khayalan. Menurut Undang-Undang Kesehatan No.36 tahun 2009, “sehat merupakan keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, serta produktif secara ekonomi dan sosial”. Dengan kata lain kesehatan mencakup 4 aspek, diantaranya: fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan ekonomi.
  1. Kesehatan Fisik
Apabila seseorang tidak merasa sakit atau tidak adanya keluhan, semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh.
  1. Kesehatan Mental (Jiwa) mencakup 3 komponen: pikiran, emosional, dan spiritual
  1. Pikiran, apabila seseorang mampu berpikir logis (masuk akal), atau berpikir secara runtut.
  2. Emosional, kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya. Misalnya takut, gembira, khawatir, sedih, dan sebagainya.
  3. Spiritual, dilihat dari praktik keagamaan, keyakinan atau kepercayaan sesuai dengan agama yang dianut. Dengan kata lain sehat spiritual adalah apabila orang melakukan ibadah dan aturan-aturan agama yang  dianutnya.
  1. Kesehatan Sosial
Apabila seseorang mampu berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain secara baik, atau mampu berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa membedakan ras, suku, agama, dll.
  1. Kesehatan Ekonomi
Produktif dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong secara finansial terhadap hidunya sendiri atau keluarganya.
Keadaan bisa dikatakan sehat jika mencukupi akan keempat aspek yang telah tertera di atas. Pola hidup sehat sebaiknya tertanam sejak dini, dengan begitu anak telah terlatih untuk melakukan segala sesuatunya dalam proses perkembangannya secara runtut dan teratur. Pekembangan itu sendiri melalui beberapa proses, dan tidak sedikit mengalami hambatan baik dari faktor internal maupun eksternal. Memerlukan kontrol dan pengarahan yang baik tentunya, agar perkembangan tersebut berlangsung sesuai dengan tahap-tahap yang seharusnya dijalankan. Kepribadian yang terlihat bisa dikatakan akibat dari perkembangan yang di alami seseorang. Apa yang terjadi merupakan apa yang telah ia dapatkan dari proses perkembangan, yang pada akhirnya membentuk kepribadian dirinya.

Dimensi Kesehatan Mental

Selain yang telah dijelaskan diatas, kesehatan juga memiliki beberapa dimensi. Maslow dan Mittlemenn (dalam notosoedirjo & Latipun, 2005) menguraikan pandangannya mengenai prinsip-prinsip kesehatan mental, yang menyebutnya dengan manifestation of psychological health. Maslow menyebut kondisi yang sehat secara psikologis itu dengan istilah self actualization sekaligus sebagai puncak kebutuhan dari teori hierarki kebutuhan yang disusunnya. Manifestasi mental yang sehat (secara psikologis) menurut Maslow dan Mittlemenn tercermin dari kesebelas dimensi kesehatan mental yakni adalah sebagai berikut:
  1. Adequate feeling of security (rasa aman yang memadai),
  2. Adequate self evaluation (kemampuan menilai diri sendiri yang memadai),
  3. Adequate spontaneity and emotionality (memiliki spontanitas dan perasaan yang memadai dengan orang lain),
  4. Efficient contact with reality (mempunyaikontak yang efisien dengan realitas),
  5. Adequate bodily desire and ability to gratify them (keinginan-keinginan jasmani yang memadai dan kemampuan untuk memuaskannya),
  6. Adequate self knowledge (mempunyai kemampuan pengetahuan yang wajar),
  7. Integration and consistency of personality (kepribadian yang utuh dan konsisten),
  8. Adequate of life goal (memiliki tujuan hidup yang wajar),
  9. Ability to learn from experience (kemampuan belajar dan pengalaman),
  10. Ability to satisfy to requirements of the group (kemampuan memuaskan tuntutan kelompok),
  11. Adequate emancipation for the group or culture mempunyai emansipasi yang memadai dari kelompok atau budaya).
Teori Perkembangan Kepribadian Freud

Menurut Freud, kepribadian tersusun dari tiga sistem pokok, yakni: id, ego, dan superego. Pertama, id merupakan segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan dan telah ada sejak lahir, termasuk insting-insting. Kedua, ego disebut eksekutif kepribadian karena ego mengontrol pintu-pintu ke arah tindakan, memilih segi-segi lingkungan mana ia akan memberikan respons dan memutuskan insting. Ketiga, superego adalah perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita tradisional masyarakat. Selain itu juga, superego memiliki beberapa fungsi pokok, diantaranya: (1) merintangi impuls-impuls id, terutama impuls-impuls seksual dan agresif, (2) mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistis dengan tujuan-tujuan moralistis, (3) mengejar kesempurnaan. Selain struktur kepribadian diatas, Freud juga menjelaskan beberapa tahap-tahap perkembangannya. Tahap-tahap tersebut diantaranya adalah:
(1)   Oral, sumber kenikmatan pokok yang berasal dari mulut dan makan,
(2)   Anal, pengeluaran feses menghilangkan sumber ketidaknyamanan dan menimbulkan perasaan lega,
(3) Phalik, perasaan-perasaan seksual dan agresif berkaitan dengan mulai berfungsinya organ-organ genital,
(4)   Laten, waktu yang relatif tenang antara tahapan-tahapan yang lebih bergejolak,
(5)   Genital, individu mendapatkan kepuasan dari stimulasi dan manipulasi tubuhnya sendiri.

Dengan kata lain, Freud berpendapat bahwa kepribadian telah cukup terbentuk pada akhir tahun kelima, dan bahwa perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya merupakan elaborasi terhadap struktur dasar itu. Dan kepribadian berkembangan sebaga respons terhadap empat sumber tegangan pokok, yakni: (1) proses-proses pertumbuhan fisiologis, (2) frustasi-frustasi, (3) konfilik-konflik, dan (4) ancaman-ancaman. Lebih jelasnya lagi, kepribadian yang terbentuk melalui masa kanak-kanak yang tidak disadari menimbulkan konflik antara berbagai dorongan id bayi dan tuntutan hidup yang beradab. Berbagai konflik ini muncul dalam rangkaian yang selalu sama dari lima tahapan perkembangan psikoseksual, dimana kesenangan sensual beralih dari satu daerah tubuh ke yang lain.

Teori Perkembangan Kepribadian Erikson

Kini beralih pada pendapat dari Erikson mengenai perkembangan kepribadian. Erikson berpendapat bahwa setiap anak memiliki jadwal waktunya sendiri, karena itu akan menyesatkan kalau ditentukan lama berlangsungnya secara eksak masing-masing untuk setiap tahap. Setiap tahap tidak dilewati dan kemudian ditinggalkan, masing-masing tahap ikut serta dalam membentuk seluruh kepribadian. Dan kepribadian itu memiliki beberapa tahap didalamnya, diantaranya adalah:
(1)   Kepercayaan Dasar vs Kecurigaan Dasar
Ditunjukkan oleh bayi lewat kapasitasnya untuk tidur tenang, menyantap makanan dengan nyaman, dan membuang kotoran dengan santai.
(2)   Otonomi vs Perasaan Malu dan Keragu-raguan
Anak mempelajari apakah yang diharapkan dari dirinya, apakah kewajiban-kewajiban dan hak-haknya disertai apakah pembatasan-pembatasan yang dikenakan pada dirinya.
(3)   Inisiatif vs Kesalahan
Inisiatif bersama-sama dengan otonomi memberikan kepada anak suatu kualitas sifat mengejar, merencanakan, serta kebulatan tekad dalam menyelesaikan tugas-tugas dan meraih tujuan-tujuan.
(4)   Kerajinan vs Inferioritas
Anak harus belajar mengontrol imajinasinya yang kaya, dan mulai menempuh pendidikan formal.
(5)   Identitas vs Kekacauan Identitas
Individu mulai merasakan suatu perasaan tentang identitasnya sendiri, perasaan bahwa ia adalah manusia unik.
(6)   Keintiman vs Isolasi
Mendambakan hubungan-hubungan yang intim-akrab, dan persaudaraan, serta siap mengembangkan daya-daya yang dibutuhkan untuk memenuhi komitmen-komitmen.
(7)   Generativias vs Stagnasi
Perhatian terhadap apa yang dihasilkan, keturunan, produk-produk, ide-ide, dan sebagainya.
(8)   Integritas vs Keputusasaan
Orang yang telah mencapai suatu keadaan integritas menyadari berbagai gaya hidup orang-orang lain, namun dengan bangga ia memelihara gaya hidupnya sendiri dan mempertahankannya dari berbagai potensi ancaman.
Menurut Erikson, kedelapan tahapannya tersebut sebagai suatu krisis dalam hal kepribadian. Pokok pikiran psikososial yang terutama penting pada masanya dan akan tetap menjadi sebuah persoalan pada kadar tertentu sepanjang sisa hidup. Persoalan-persoalan ini yang timbul berdasarkan jadwal waktu kematangan, harus diselesaikan secara memuaskan untuk perkembangan ego yang sehat.  

Kepribadian Sehat

Tentunya jika kondisi fisik maupun psikis dalam keadaaan baik atau sehat, segalanya berlangsung secara baik pula. Kepribadian yang sehat bisa terlihat dari kemampuan menilai diri sendiri secara realistis. Mampu menerima kekurangan maupun kelebihan yang telah ada. Perlunya tanggungjawab diiringi keyakinan akan kemampuan mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.  Dalam mengatasinya juga diperlukan adanya kemandirian, baik berpikir, bertindak, maupun mengambil keputusan. Tidak membebani orang lain, melainkan menyelesaikan segalanya sendiri. Selain itu juga jika hadapkan dengan berbagai masalah, emosi yang muncul mampu dikendalikan dan memandang hal tersebut secara positif. Dan yang paling berharga adalah situasi kehidupan yang diwarnai dengan kebahagiaan.

Daftar Pustaka
Notoatmodjo, Soekidjo.2010.Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi.Rineka Cipta:Jakarta.
Direja, Surya A.H.2011.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.Nuha Medika:Yogyakarta.
Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner. 1993.Teori-Teori Psikodinamik (Klinis).Kanisius:Yogyakarta.
Papalia, Olds, Feldman.2009.Human Development.Salemba Humanika:Jakarta.
Schultz, Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan Model-Model Kepribadian Sehat.Kanisius:Yogyakarta.