Kamis, 25 November 2010

Manusia dan Keadilan

MANUSIA DAN KEADILAN
Dalam kehidupannya setiap manusia dalam melakukan berbagai aktivitas atau kegiatannya pasti pernah mendapatkan perlakuan yang tidak adil atau bahkan sebaliknya, melakukan hal yang tidak adil. Setiap diri manusia itu sendiri memiliki dorongan atau keinginan untuk berbuat kebaikan atau kejujuran.
Namun dalam melakukan kejujuran tersebut tidaklah mudah dan selalu dibenturkan oleh permasalahan-permasalahan dan sering kali mengalami kendala yang dihadapinya. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal seperti keadaan atau situasi serta, permasalahan hingga bahkan sikap moral manusia itu sendiri.
Keadilan juga memiliki dampak positif bagi setiap manusia. Dampak positif tersebut meliputi dapat membuahkan kreativitas dan seni tingkat tinggi. Kreativitas keadilan itu sendiri ditimbulkan karena adanya perlawanan ketika seseorang mendapatkan perlakuan yang tidak adil. Dalam mewujudkan keadilan tersebut dapat juga ditunjukkan melalui demonstrasi, melukis, menulis dalam bentuk apapun bahkan membalasnya dengan berdusta dan melakukan kecurangan. Yang kesemuanya itu merupakan seni tingkat tingi dalam mewujudkan suatu keadilan.
Pengakuan atas perbuatan yang seimbang, pengakuan secara kata dan sikap antara hak dan kewajiban merupakan pengertian dari keadilan. Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban sejak manusia itu dilahirkan. Dari hal tersebut maka hak dan kewajiban haruslah dijalankan secara seimbang dan selaras sehingga dapat terjalin harmonisasi dalam mewujudkan keadilan itu sendiri.
Keadilan pada dasarnya merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap manusia di bumi ini dan tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan. Menurut Aristoteles, keadilan akan dapat terwujud jika hal-hal yang sama diperlakukan secara sama pula dan sebaliknya, hal-hal yang tidak semestinya juga diperlakukan dengan tidak semestinya pula. Keadilan itu sendiri memiliki ciri-ciri yang meliputi: tidak memihak, seimbang dan melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas.
Keadilan berbeda dengan dusta atau kecurangan. Keadilan lebih mengarah kepada sikap jujur dalam melakukan segala aktivitas atau tindakan. Sementara kecurangan sangatlah identik dengan perbuatan yang tidak baik dan tidak jujur.
Kecurangan pada dasarnya merupakan penyakit hati yang dapat menjadikan orang tersebut menjadi serakah, tamak, rakus, iri hati, matrealistis serta sulit untuk membedakan antara hitam dan putih serta mengesampingkan nurani dan sisi moralitas.
Beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecurangan antara lain:
1. Faktor ekonomi. Setiap manusia berhak hidup dengan layak dan mampu membahagiakan dirinya sendiri. Dalam mewujudkan hal tersebut setiap manusia sebagai makhluk yang lemah sangatlah rentan sekali dalam merealisasikan keinginnnya dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai sebuah tujuan semu tanpa melihat orang lain disekelilingnya.
2. Faktor Peradaban dan Kebudayaan sangat mempengaruhi dari sikap dan mentalitas individu yang terdapat di dalamnya meski tidak selalu mutlak.  Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang membutuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral  memicu terjadinya pergeseran nurani pada setiap individu didalamnya sehingga sangat sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakan keadilan.
3. Teknis. Hal ini juga sangat dapat menentukan arah kebijakan bahkan keadilan itu sendiri. Terkadang untuk dapat bersikap adil, kita pun mengedepankan aspek perasaan atau kekeluargaan sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan. Atau bahkan mempertahankan keadilan kita sendiri harus bersikap salah dan berkata tidak jujur agar tidak melukai perasaan orang lain.
4. Dan lain sebagainya.
Keadilan dan kecurangan atau ketidakadilan tidak akan dapat berjalan dalam waktu bersamaan karena keduanya sangat bertolak belakang dan berseberangan. Dengan kata lain keadilan dan kecurangan memiliki perbedaan yang sangat mempengaruhi keduanya, baik dalam hal perkataan serta  tindakan yang dilakukan oleh setiap individunya.

Sumber: antihitamputih.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar