Kamis, 25 November 2010

Manusia dan Penderitaan

MANUSIA DAN PENDERITAAN
Penderitaan
Penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Penderitaan seseorang belum tentu dianggap sebagi penderitaan oleh orang lain. Karena dari penderitaan itu sendiri merupakan pembangkit energi atau sebagai langkah awal mencapai kenikmatan dan kebahagiaan bagi seseorang. Dari penderitaan tersebut dapat menimbulkan hikmah tersendiri tetapi ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya.
Penderitaan dan Kenikmatan
Tujuan manusia dalam menjalankan hidupnya adalah untuk memperoleh kenikmatan. Sedangkan penderitaan adalah sesuatu yang selalu dihindari oleh manusia. Macam-macam penderitaan menurut penyebabnya, antara lain: penderitaan karena alasan fisik, (seperti bencana alam, penyakit dan kematian), penderitaan karena alasan moral, (seperti kekecewaan dalam hidup, matinya seorang sahabat, kebencian orang lain, dan seterusnya).
Kenikmatan dapat dirasakan ketika seseorang telah memperoleh kenikmatan itu sendiri dalam hidupnya, sementara penderitaan dapat dirasakan ketika seseorang juga merasakan sesuatu yang menyakitkan yang menimpa dirinya.
Aliran yang ingin secara mutlak menghindari penderitaan adalah hedonisme, yaitu suatu pandangan bahwa kenikmatan itu merupakan tujuan satu-satunya dari kegiatan manusia, serta kunci menuju kehidupan yang lebih baik.
Penafsiran hedonisme ada dua macam, yaitu:
1. Hedonisme psikologis yang berpandangan bahwa semua tindakan diarahkan untuk mencapai kenikmatan dan menghindari penderitaan.
2. Hedonisme etis yang berpandangan bahwa semua tindakan harus ditujukan kepada kenikmatan dan menghindari penderitaan.
Penderitaan dan Kasihan
Dengan penderitaan yang dialami oleh seseorang, dan penderitaan tersebut tidak mampu ataupun tidak sanggup dilalui dengan baik, itulah letak kasihan orang lain dan rasa kasihan itu muncul karena orang lain sendiri yang menyaksikan penderitaan seseorang.
Orang kasihan adalah yang hilang vitalitasnya, rapuh, busuk, dan runtuh. Kasihan juga dapat merugikan perkembangan kehidupan. Dengan adanya penderitaan dalam hidup, hendaknya setiap manusia berusaha sekuat tenaga untuk meringankan penderitaan dan jika mampu hendaknya mehilangkanpenderitaan yang di alaminya tersebut. .
Penderitaan dan Noda Dosa pada Hati Manusia.
Penderitaan juga dapat timbul akibat noda dosa pada hati manusia. Menurut Al-Ghazali dalam kitabnya Ihyaa’ Ulumudin, orang yang suka iri hati, hasad, dengki akan menderita hukuman lahir-batin, akan merasa tidak puas dan tidak pernah berterima kasih. Allah SWT telah memberi ilmu dan kekayaan atau kekuasaan-Nya, karena itu penderitaan-penderitaan lahir ataupun batin akan selalu menimpa orang-orang yang mempunyai sifat iri hati, hasad, dengki selama hidupnya sampai akhir kelak.
Setiap anggota badan diciptakan untuk melakukan suatu pekerjaan. Apabila hati sakit maka ia tidak dapat melakukan pekerjaan dengan sempurna melainkan hanya akan menimbulkan kekacauan dan kegelisahan. Ciri hati yang tidak dapat melakukan pekerjaan ialah apabila ia tidak dapat berilmu, berhikmah, bermakrifat, mencintai Allah dengan menyembah-Nya, merasa erat dan nikmat mengingat-Nya.
Penderitaan seseorang ditimbulkan karena seseorang tersebut merasakan suatu keinginan atau dorongan yang tidak dapat diterima atau menimbulkan keresahan, gelisah, atau penderitaan itu sendiri. Dari hal tersebut setiap manusia selalu berusaha menjauhkan diri dari ruang lingkup kesadaran atau perasaannya.
Mengenal atau makrifat kepada Allah yang membawa semangat taat kepada Allah SWT dengan cara menentang hawa nafsu, merupakan obat untuk menyembuhkan penyakit dalam hati yang berupa penderitaan dan kegelisahan. Setiap penderitaan yang kita alami, sebagai seorang hamba yang beriman, hendaknya kita bertawakal dan berserah diri menyerahkan segalanya hanya kepada Allah SWT agar penderitaan yang kita alami cepat berakhir.

Sumber: exalute.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar